Scroll Top
The ICON-Tangerang Jl. BSD Raya Barat No.15 Blok R

Teknik-Teknik Dasar yang Harus Diketahui dalam Resusitasi Neonatus

Teknik-Teknik Dasar yang Harus Diketahui dalam Resusitasi Neonatus

Workshop Resusitasi Neonatus – Resusitasi neonatus adalah tindakan medis yang bertujuan untuk mengatasi gangguan pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir, terutama yang mengalami asfiksia. Proses ini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti hipoksia, kerusakan organ, hingga kematian. Oleh karena itu, setiap tenaga medis, terutama dokter dan perawat, harus memiliki pemahaman yang kuat mengenai teknik dasar resusitasi neonatus agar dapat memberikan tindakan yang cepat dan tepat.

1. Penilaian Awal Bayi Baru Lahir

Langkah pertama dalam resusitasi neonatus adalah melakukan penilaian awal terhadap bayi segera setelah lahir. Ada tiga parameter utama yang perlu diperiksa, yaitu tonus otot, usaha napas, dan denyut jantung. Jika bayi menangis dengan kuat, memiliki tonus otot yang baik, dan denyut jantung di atas 100 kali per menit, maka bayi dianggap dalam kondisi baik dan hanya memerlukan perawatan rutin. Namun, jika bayi tidak bernapas atau bernapas lemah, tindakan resusitasi harus segera dilakukan.

2. Stimulasi dan Penghangatan

Setelah penilaian awal, bayi perlu ditempatkan di lingkungan yang hangat untuk mencegah hipotermia. Gunakan kain kering dan bersih untuk mengeringkan tubuh bayi dan pastikan kepala sedikit ditinggikan guna membuka jalan napas. Jika bayi tidak menunjukkan respons pernapasan spontan, lakukan stimulasi ringan seperti menggosok punggung atau menepuk telapak kaki dengan lembut.

3. Pembukaan Jalan Napas

Memastikan jalan napas terbuka adalah langkah krusial dalam resusitasi neonatus. Posisi kepala bayi harus sedikit ekstensi (posisi “sniffing position”) agar saluran napas tetap terbuka. Jika terdapat sumbatan seperti lendir atau cairan ketuban, gunakan suction untuk membersihkan mulut dan hidung bayi, dimulai dari mulut sebelum hidung untuk menghindari aspirasi cairan ke paru-paru.

4. Ventilasi Tekanan Positif (Positive Pressure Ventilation/PPV)

Jika bayi masih tidak bernapas secara spontan setelah stimulasi, langkah selanjutnya adalah memberikan ventilasi tekanan positif (PPV) menggunakan masker dan bag (ambu bag). Ventilasi harus diberikan dengan frekuensi sekitar 40-60 kali per menit, dengan tekanan yang cukup untuk mengembangkan paru-paru. Evaluasi efektivitas ventilasi dilakukan dengan memantau peningkatan denyut jantung dan perbaikan warna kulit bayi.

5. Kompresi Dada

Jika denyut jantung bayi tetap di bawah 60 kali per menit setelah 30 detik pemberian ventilasi yang efektif, maka kompresi dada harus segera dilakukan. Teknik yang digunakan adalah metode “dua ibu jari” dengan kedua ibu jari diletakkan di tengah dada bayi, sementara jari-jari lainnya menopang punggung bayi. Tekanan dilakukan dengan kedalaman sekitar sepertiga dari diameter anteroposterior dada, dengan rasio kompresi dan ventilasi 3:1 (tiga kompresi diikuti satu ventilasi) dengan kecepatan sekitar 120 tindakan per menit.

Baca juga Belajar Merawat Kulit Sensitif Bayi

6. Pemberian Oksigen dan Evaluasi Lanjutan

Setelah resusitasi, bayi yang mengalami gangguan pernapasan berat mungkin memerlukan oksigen tambahan atau intubasi endotrakeal untuk membantu pernapasan lebih lanjut. Evaluasi kondisi bayi terus dilakukan dengan memantau denyut jantung, saturasi oksigen, serta respons terhadap tindakan yang diberikan. Jika bayi tetap tidak menunjukkan respons yang baik setelah semua intervensi, tim medis harus mempertimbangkan untuk memberikan obat seperti epinefrin dalam kondisi tertentu.

Resusitasi neonatus merupakan keterampilan penting yang harus dikuasai oleh tenaga medis untuk menyelamatkan nyawa bayi baru lahir yang mengalami gangguan pernapasan dan sirkulasi. Dengan memahami teknik-teknik dasar seperti penilaian awal, pembukaan jalan napas, ventilasi tekanan positif, dan kompresi dada, tenaga medis dapat memberikan intervensi yang cepat dan tepat. Pelatihan dan pembaruan pengetahuan melalui workshop atau seminar seperti yang diselenggarakan oleh Nusindo dapat membantu tenaga medis meningkatkan keterampilan mereka dalam menangani kondisi darurat neonatal ini.

Leave a comment

You must be logged in to post a comment.