
Workshop ACLS – Kehamilan adalah proses yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Dalam perjalanan kehamilan, ada beberapa tanda bahaya yang perlu dikenali oleh tenaga medis, perawat, dan bidan agar dapat segera ditangani guna mencegah komplikasi yang lebih serius. Mengenali tanda-tanda bahaya ini menjadi kunci utama dalam menjaga keselamatan ibu dan bayi.
1. Perdarahan Saat Hamil
Perdarahan selama kehamilan bisa menjadi indikasi masalah serius. Pada trimester pertama, perdarahan bisa disebabkan oleh kehamilan ektopik atau keguguran. Sedangkan pada trimester kedua dan ketiga, perdarahan dapat mengindikasikan plasenta previa atau solusio plasenta yang berisiko tinggi bagi ibu dan janin. Jika seorang ibu hamil mengalami perdarahan, segera lakukan evaluasi medis untuk menentukan penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat.
2. Tekanan Darah Tinggi dan Preeklamsia
Hipertensi dalam kehamilan, terutama jika disertai dengan pembengkakan ekstrem di tangan dan wajah, sakit kepala berat, serta gangguan penglihatan, bisa menjadi tanda preeklamsia. Kondisi ini dapat berujung pada eklampsia yang mengancam nyawa ibu dan janin. Oleh karena itu, tenaga medis harus segera melakukan pemeriksaan tekanan darah dan urine untuk mendeteksi adanya proteinuria sebagai indikator preeklamsia.
3. Nyeri Perut Hebat
Nyeri perut yang tidak biasa, terutama jika terjadi secara tiba-tiba dan sangat intens, bisa menjadi tanda masalah serius seperti solusio plasenta, ruptur uterus, atau infeksi intrauterin. Nyeri yang terus-menerus harus segera dievaluasi karena dapat membahayakan janin dan ibu.
4. Gerakan Janin yang Berkurang atau Tidak Ada
Janin yang sehat biasanya memiliki pola gerakan yang stabil setelah usia kehamilan 20 minggu. Jika ibu hamil melaporkan berkurangnya gerakan janin atau tidak merasakan gerakan sama sekali dalam waktu lebih dari dua jam, perlu dilakukan pemeriksaan segera dengan USG atau tes non-stres untuk memastikan kondisi janin.
5. Pecahnya Ketuban Sebelum Waktunya
Ketuban yang pecah sebelum waktunya bisa menyebabkan risiko infeksi dan persalinan prematur. Jika cairan ketuban keluar dengan warna atau bau yang tidak normal, ini bisa menjadi tanda infeksi yang memerlukan penanganan cepat untuk mencegah komplikasi bagi ibu dan bayi.
6. Demam Tinggi dan Infeksi
Demam tinggi selama kehamilan bisa menjadi tanda infeksi serius seperti infeksi saluran kemih, infeksi amniotik, atau bahkan sepsis. Infeksi yang tidak ditangani dapat menyebabkan kelahiran prematur atau infeksi janin. Oleh karena itu, tenaga medis harus segera melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab demam dan memberikan terapi antibiotik jika diperlukan.
7. Kontraksi Dini Sebelum Usia Kehamilan 37 Minggu
Kontraksi yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu bisa menjadi tanda persalinan prematur. Jika seorang ibu hamil mengalami kontraksi teratur yang semakin kuat dan sering, tenaga medis harus melakukan pemeriksaan serviks untuk mengetahui apakah ada pembukaan serviks yang mengindikasikan persalinan dini.
8. Gangguan Pernapasan atau Nyeri Dada
Kesulitan bernapas atau nyeri dada yang berat bisa menjadi tanda emboli paru atau kondisi kardiovaskular lainnya yang berbahaya. Jika seorang ibu hamil mengalami gejala ini, segera lakukan evaluasi medis untuk menghindari risiko kematian ibu akibat gangguan pernapasan atau sirkulasi darah yang tidak normal.
9. Gatal Ekstrem pada Kulit
Pruritus atau gatal yang sangat ekstrem terutama di telapak tangan dan kaki bisa menjadi tanda kolestasis intrahepatik kehamilan. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian janin dalam kandungan jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, jika ibu hamil mengalami gatal berlebihan, pemeriksaan fungsi hati dan asam empedu dalam darah perlu segera dilakukan.
Baca juga Langkah Pencegahan Komplikasi dalam Persalinan Normal
Sebagai tenaga medis, perawat, atau bidan, memahami tanda bahaya dalam kehamilan sangat penting untuk mencegah komplikasi yang bisa membahayakan ibu dan bayi. Tindakan cepat dan tepat dalam menangani kondisi ini dapat meningkatkan peluang kelahiran yang sehat dan mengurangi risiko komplikasi serius. Oleh karena itu, pemantauan rutin, komunikasi dengan ibu hamil, serta tindakan medis yang sesuai sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan selama kehamilan hingga persalinan.